ANATOMY SISTEM SARAF
A.
Struktur Anatomi Otak
Otak nampak seperti sebuah ‘’kembang
kol’’ yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan.
Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian umum, yaitu otak depan, otak tengah,
dan otak belakang. Nama
bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih berbentuk
embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah
selama perkembangan janin dalam kandungan.
Otak Belakang terletak di
dasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata,
pons, bentuk reticular (reticular formation), dan cerebellum.
1. Medulla
oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah
kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
2. Pons merupakan
‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi
reticular. Ponslah yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
3. Formasi
Reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan
perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’
bagian lain dalam otak.
4. Selain
bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakan cerebellum
dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang
berkerut sehingga hampir seperti otak besar (otak secara keseluruhan).
Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi, sebenarnya fungsi
tersebut perlu ‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi.
Misalnya saat berjalan, apabila jalan yang kita lalui sudah biasa dilewati, maka
tanpa berpikirpun, kita sudah bisa sampai ditujuan. Itulah salah satu kegunaan
cerebellum, yang berfungsi sebagai kendali/ control atas gerakan kita.
Otak Tengah merupakan
pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah adalah lanjutan dari formasi
reticular dan merespon pendengaran dan pengelihatan (seperti gerak mata). Otak
tengah tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada hewan mamalia daripada
manusia, karena pada manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak depan.
Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak. Bagiannya yang paling utama
adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan terletak pada
lapisan luar otak. Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’ fungsional otak yang
respon terhadap fungsi yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan
kesadaran.Adapun bagian-bagian penting otak depan adalah thalamus,
hypothalamus, dan system limbic.
a. Thalamus terdiri dari
sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk sensor
data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan
telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
b. Hypothalamus berfungsi
untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis
lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk
cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut ‘’tangkai/batang’’ otak (the
brain stem). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan
yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang
dirangsang), maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau
kelumpuhan otak.
c. Di antara pusat
otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa
Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hampir seperti
hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita.
Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak
kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu amygdala
dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan,
serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
d. Korteks (korteks
cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas
bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan
korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak tampak
berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu (inilah alasan
mengapa korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –the grey mater).
Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak).
Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada
otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin.
Myelin membuat jaringan tersebut berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat
putih’’)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional. Yang
paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua
belahan otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel serat tebal’’ yang disebut corpus
callosum. Corpus callosum membantu menyatukan aktivitas otak (memberitahu
otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga sebaliknya). Pembagian
penting lainnya dalam korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal,
frontal, occipital, dan parietal.
Bagian-bagian tersebut dinamai
berdasarkan letaknya setelah tulang tengkorak. Sejak lama muncul berbagai
pendapat tentang fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontal berhubungan
dengan konsentrasi, lobus temporal berhubungan dengan bahasa dan
ingatan, lobus parietal berhubungan dengan sensor data dan lobus
occipital berhubungan dengan pengelihatan dan persepsi. Jadi, proses
kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di bagian-bagian otak.
B. Saraf Kranial, Saraf Spinal, SSP dan SSO (Saraf
Sensory Otonom)
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Saraf perifer (
saraf sadar ) di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Saraf kranial
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf
yang berada dibagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup
saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla
spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
Merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12
pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII); 5 pasang
jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf
V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan
hingga belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di
kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu :
a.
SK I (olfactorius) Adalah saraf sensorik
Fungsi : penciuman, Sensori Menerima
rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II
Mekanisme :
Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius
Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari
membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk
bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan
dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang
sama.
b.
SK II (Opticus) Adalah saraf sensorik
Fungsi :
Penglihatan, input refleks fokusing dan konstriksi pupil di limbic, Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual III
Mekanisme :
Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina.
Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri
optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk
membentuk kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal
(separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari
lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang
berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi
hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang
meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam
traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut
yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan
berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam
perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut
untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas
melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada
kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri
berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
c.
SK III (Okulomotorius) Adalah saraf
motorik
Fungsi : Pergerakan bola mata
elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokuskan lensa, Saraf ini mengontrol
sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan terbukanya
kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata.)
d. SK IV (Trochlearis) Adalah saraf
motorik
Fungsi: Pergerakan bola mata ke bawah
e. SK V
(Trigeminus) Adalah saraf motorik dan saraf sensorik
Fungsi :
1)
oV1(Syaraf
optalmik) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari kornea, rongga hidung
bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva
kelenjar air mata
2)
oV2
(Syaraf maksilari) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari dagu, bibir
atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring
3)
oV3
(Syaraf Mandibular)adalah saraf motorik dan sensorik
fungsi :
a) sensorik
: input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu
b) motorik
: mengunyah
f.
SK VI (Abdusen) Adalah saraf
motorik, fungsi : Pergerakan mata ke lateral
g. SK VII (Fasialis) Adalah saraf
motorik dan sensorik
1) Fungsi
:
a)
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
b)
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
2) Mekanisme
:
Saraf fasialis mempunyai fungsi
motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari Nukleus motorik yang
terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula
oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama
nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam
kanalis akustikus interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot
ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot
oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus
posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan
bagian anterior lidah.
h. SK VIII(Vestibulocochlearis): Adalah
saraf sensorik
1) Fungsi
: Vestibular untuk keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran
2) Mekanisme
:
Saraf vestibulokoklearis terdiri
dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan
vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan.
Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus
genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis.
Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis
semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis
fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor
berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.
i.
SK IX(Glossofaringeus) Adalah saraf
motorik dan sensorik,
1) Fungsi
:
a) Motoris
: membantu menelan
b) Sensoris
: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa
2) Mekanisme
:
Saraf
Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai
dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis
inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis
interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini
dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa
faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.
j.
SK X (vagus) Adalah saraf motorik
dan sensorik
1) Fungsi
:
Sensori : Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik : Mengendalikan organ-organ dalam XI
2) Mekanisme :
Nervus vagus
meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata sebagai rangkaian dalam
jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui foramen
jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia sensorik, yaitu ganglia superior
dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan dan kiri akan masuk rongaa
toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan untuk ikut membentuk plexus
pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke permukaan posterior esofagus
dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan
didistrubusikan ke permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar
ke duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai sepertiga
kolon transversum.
k.
SK XI(Aksesorius) Adalah saraf
motorik
1)
Fungsi : Motorik: Mengendalikan pergerakan kepal
2) Saraf
aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus
dan bagian atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar
kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke
atas.
3) Mekanisme
:
Nervus asesoris merupakan saraf
motorik yang dibentuk oleh gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix
spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen
magnum, bersatu dengan saraf kranial membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris
ini kemudian keluar dari tengkorak melalui foramen jugulare dan kembali
terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot sternocleidomastoid dan trapezius di
leher yang berfungsi untuk menggerakkan leher dan kepala, sedangkan saraf
kranialnya akan bersatu dengan vagus melakukan fungsi motorik brakial di
faring, laring, dan palate.
l.
SK XII(Hipoglosus) Adalah saraf
motorik
Fungsi : Pergerakan lidah saat
bicara, mengunyah.
2. Saraf spinal
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah
dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang
belakang yang berjumlah 31 dibedakan menjadi:
a. 8 pasang saraf leher (saraf
cervical)
b. Meliputi : C
menunjukkan sekmen T,L,S,Co
1)
Pleksus
servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 – C4
2)
Leksus
brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang mempersarafi
anggota bawah L2 – S3.
c. 12 pasang saraf punggung (saraf
thorax)
d. 5 pasang saraf
pinggang (saraf lumbar)
e. 5 pasang saraf
pinggul (saraf sacral)
f. 1 pasang saraf
ekor (saraf coccyigeal).
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal
yang bersangkutan serta persarafannya:
a. Otot bisep
lengan C5 – C6
b. Otot trisep C6
– C8
c. Ototbrakial C6
– C7
d. Otot intrinsic
tangan C8 – T1
e. Susunan otot
dada T1 – T8
f. Otot abdomen T6
– T12
g. Otot quadrisep
paha L2 – L4
h. Otot gastrok
nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada
yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus) membentuk jaringan urat saraf.
Pleksusterbagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Plexus cervicalis (gabungan urat
saraf leher )
b. Plexus branchialis (gabungan urat
saraf lengan)
c. Plexus lumbo sakralis (gabungan urat
saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang
dengan dua buah akar, yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang
(posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh beberapa benang akar yang
meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam
satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak
paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari
satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun
terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang
pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar
belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf
spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf
spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar
ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang,
cabang depan, dan cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot
punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan
mempersarafi semua otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta
kulit tubuh kecuali kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan
membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis).
Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak,
dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk
oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul
sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga mengirimkan
beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa cabang
panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang
duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.
3. Susunan Saraf
Pusat
Sistem saraf adalah satu dari dua
sistem kontrol pada tubuh, yang lain adalah sistem endokrin. Secara umum,
sistem saraf mengkoordinasikan respons-respons yang cepat, sementara sistem
endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan.
Sistem saraf terdiri dari susunan/sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak
dan korda spinalis, dan sistem saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf
yang membawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) SSP.
Terdapat tiga kelas neuron: neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron yang
membentuk sel dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP
mengenai kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen membawa
instruksi dari SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron
berperan mengintegrasikan informasi aferen dan memformulasikan respons eferen,
serta untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan dengan
“pikiran”.
Perlindungan dan Makanan untuk Otak
Sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP serta menunjang neuron secara
fisik dan metabolik. Otak diperlengkapi oleh beberapa perangkat pelindung, yang
penting karena neuron tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang rusak.
Otak dibungkus dalam tiga lapisan membran protektif (menings) dan juga
dikelilingi oleh pembungkus tulang yang keras. Cairan serebrospinalis mengalir
di dalam dan di sekitar otak dan berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap
getaran. Proteksi terhadap cedera kimiawi dilaksanakan oleh sawar darah otak
yang membatasi akses zat-zat di dalam darah ke otak. Otak bergantung pada
pasokan darah konstan untuk penyampaian O2 dan glukosa karena otak tidak dapat
menghasilkan ATP apabila kedua zat tersebut tidak tersedia.
Korteks Serebrum adalah lapisan luar
substansia grisea yang menutupi bagian tengah di bawahnya, yaitu substansia
alba; substansia alba terdiri dari berkas-berkas serat saraf yang menghubungkan
berbagai daerah di korteks dengan daerah lainnya. Korteks itu sendiri terutama
terdiri dari badan sel saraf dan dendrit. Tanggung jawab utama terhadap banyak
fungsi tertentu diketahui berlokalisasi di daerah-daerah korteks tertentu: (1)
lobus oksipitalis tempat korteks penglihatan; (2) lobus auditorius dijumpai di
lobus temporalis; (3) lobus parietalis bertanggung jawab dalam penerimaan dan
pengolahan perseptual masukan somatosensorik; dan (4) gerakan motorik voluter
dijalankan oleh aktivitas lobus frontalis. Kemampuan berbahasa bergantung pada
aktivitas terintegrasi dua daerah bahasa primer yang hanya terletak di hemisfer
kiri. Daerah-daerah asosiasi adalah daerah korteks yang tidak secara spesifik
ditugaskan untuk mengolah masukan sensorik atau memberi perintah motorik atau
kemampuan berbahasa. Daerah-daerah ini merupakan penghubung integratif antara
berbagai informasi sensorik dan tindakan bertujuan; mereka juga berperan sangat
penting dalam fungsi-fungsi luhur otak, misalnya ingatan dan pengambilan
keputusan.
Struktur Subkorteks dan Hubungannya dengan Korteks dalam
Fungsi Luhur Otak
Struktur-struktur otak subkorteks, yang
mencakup nukleus basal, talamus, dan hipotalamus berinteraksi secara ekstensif
dengan korteks dalam melaksanakan fungsi mereka. Nukleus basal menghambat tonus
otot; mengkoordinasikan kontraksi postural yang lambat dan menetap; serta
menekan pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat. Talamus berfungsi sebagai
stasiun penyambung untuk pengolahan awal masukan sensorik dalam perjalanannya
ke korteks. Talamus juga berperan dalam keadaan kasar mengenai sensasi dan
beberapa tingkat kesadaran. Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik,
sebagian melalui kontrol yang luas terhadap sistem saraf otonom dan sistem
endokrin. Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus dan struktur
otak depan lain, berperan dalam emosi serta pola perilaku dasar bawaan yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup. Sistem ini juga berperan penting dalam
motivasi dan belajar. Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka pendek
dengan kapasitas terbatas dan retensi yang singkat, yang dikode, paling tidak
sebagian oleh modifikasi sementara pengeluaran neurotransmiter; dan (2) ingatan
jangka panjang dengan kapasitas penyimpanan yang besar dan memiliki jejak-jejak
ingatan yang bertahan lama. Ingatan ini diperkirakan melibatkan perubahan
struktural atau fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang
sudah ada.
Serebelum dan Batang Otak
Serebelum membantu mempertahankan
keseimbangan, meningkatkan tonus otot, dan membantu mengkoordinasikan gerakan
volunter. Serebelum terutama penting untuk memperhalus aktivitas-aktivitas
motorik cepat-fasik. Batang otak adalah penghubung penting antara korda
spinalis dan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagian ini merupakan tempat
asal saraf-saraf kranialis; mengandung pusat-pusat yang mengontrol fungsi-fungsi
kardiovaskuler, pernapasan, dan pencernaan; mengatur refleks-refleks postural;
mengatur tingkat kewaspadaan korteks secara keseluruhan; dan membentuk siklus
tidur-bangun. Tingkat kesadaran bergantung pada hubungan timbal balik siklis
antara arousal system (reticular activating system), pusat tidur gelombang
lambat, dan pusat tidur paradoksikal, yang semuanya berada di batang otak.
Korda Spinalis
Korda spinalis memiliki dua fungsi
vital. Pertama, bagian ini berfungsi sebagai penghubung saraf
antara otak dan sistem saraf perifer. Semua komunikasi ke atas dan ke bawah
korda spinalis terletak di jaras-jaras (traktus) asendens dan desendens yang
berbatas tegas dan independen pada substansia alba korda spinalis. Kedua, korda
merupakan pusat integrasi untuk refleks spinal, termasuk sebagian refleks
protektif dan postural serta refleks-refleks yang berkaitan dengan pengosongan
organ-organ panggul. Komponen lengkung refleks dasar adalah reseptor, jalur
aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan efektor. Substansia grisea yang
terletak di tengah korda spinalis mengandung antarneuron-antarneuron yang
terletak antara masukan aferen dan keluaran eferen serta badan sel neuron
eferen. Serat aferen dan eferen, yang masing-masing membawa sinyal ke dan dari
korda spinalis, menyatu menjadi saraf spinalis. Saraf-saraf ini melekat ke
korda spinalis berpasangan di sepanjang korda. Saraf-saraf tersebut
mempersarafi daerah-daerah tertentu di tubuh.
4. Sistem saraf otonom
Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya
tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis disebut juga otot tak sadar.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sistem simpatis
Terbagi menjadi
dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral..
Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
a.
Mensarafi otot jantung
b.
Mensarafi pembuluh darah dan otot tak
sadar
c.
Mempersarafi semua alat dalam seperti
lambung, pancreas dan usus
d.
Melayani serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat
e.
Serabut motorik pada otot tak sadar
dalam kulit
f.
Mempertahankan tonus semua otot sadar
2. Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf
parasimpatis adalah
a.
Merangsang sekresi kelenjar air mata,
kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa
rongga hidung
b.
Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa
rongga hidung
c.
Menpersarafi kelenjar ludah
d.
Mempersarafi parotis
e.
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh
yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas, lien, hepar dan kelenjar
suprarenalis
f.
Mempersarafi kolon desendens, sigmoid,
rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
g.
Miksi dan defekasi
C. Fisiologi
reseptor
Suatu orgnisme akan menerima rangsang
baik dari dalam maupun dari luar. Sensor tersebut akan diterima oleh reseptor
lain dan akan ditanggapi oleh fektor.
Reseptor
a. Struktur
1)
Reseptor saraf (sederhana, rumit)
b. Jenis rangsang
1)
Kemoreseptor
2)
Termoreseptor
3)
Mekanoreseptor
4)
Fotoreseptor
5)
Magnetoreseptor
6)
Elektroreseptor
c. Lokasi Rangsang
1)
Interoreseptor
2)
Eksteroreseptor
Efektor
Efektor merupakan alat penghasil
tanggapan, yang terlihat berupa gerakan tubuh, dan yang tidak terlihat berupa
sekresi hormon, yang dihaslkan tergantung jenis rangsang dan jenis efektor.
Proses tanggapan terdiri dari tanggapan perubahan gerak,
tanggapan perubhan warna, dan tanggapan pelepasan arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,
DA.1996. Biologi 2. Jakarta.
Erlangga
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar